1. Melimpahnya Sumber Daya Alam Ikan Hias
Kekayaan hayati Indonesia sudah
banyak dikenal. Dalam bisnis ikan hias dunia, produk Indonesia dikenal memiliki
banyak spesies, baik ikan hias air tawar maupun ikan hias air laut. Dari 1.100
spesies ikan hias air tawar yang ada di dunia, 400 spesies di antaranya berasal
dari Indonesia. Indonesia juga memiliki 650 spesies ikan air laut. Dan
kemungkinan masih banyak lagi spesies ikan hias air laut yang belum ditemukan.
Potensi ini membanggakan karena dengan begitu Indonesia dikenal sebagai
Produksi ikan hias terbesar di dunia.1 Sebagai bahan perbandingan
potensi ikan hias di dunia, Srilanka (165 species), Ethiopia (112 species),
Philipina (109 species), Kenya (96 species), Hawaii (60 species), Puerto Rico
(49 species), dan Singapore (32 species). Dari data tersebut, jelas bahwa
Indonesia menduduki peringkat pertama di dunia dalam produksi ikan hias tropis.
Bahkan begitu banyaknya spesies, ada masyarakat yang tak tahu, jika di
daerahnya terdapat ikan hias berharga puluhan juta rupiah, seperti ikan Arwana,
di Kalimantan. Di kota itu, ikan Arwana yang ditangan kolektor bisa berharga
puluhan bahkan hingga ratusan juta rupiah, hanya dijadikan lauk pauk untuk
makan sehari-hari. Padahal, harga ikan Arwana platinum, misalnya, ada yang
sampai mencapai harga Rp500 juta.2
2. Keunikan dan Keragaman Jenis Ikan Hias
Indonesia sebagai negara yang
dikelilingi lautan, punya ragam jenis ikan hias, reptil, serta rumbuh-tumbuhan
yang indah dan cukup unik. Keunikan dan keragaman ikan hias Indonesia belum
tertandingi oleh negara eksportir lainnya. Di dunia ikan hias, Indonesia
mendapat julukan Home for Hundred of
Exotic Ornamental Fish Species karena memiliki lebih dari 300 spesies ikan
hias. Dari 300 spesies tersebut, 253 spesies merupakan ikan hias laut, dan
selebihnya air tawar. Made L Nurjana mengatakan dari total 9.000 jenis ikan
hias di dunia, Indonesia memiliki 4.000 jenis yang tersebar di laut maupun
perairan tawar.3 Indonesia juga telah lama sukses mengembangkan ikan
hias asal negara lain yang telah didomestikasi, seperti ikan koi (Cyprinus
carpio) dan mas koki (Carrasius auratus) dan beberapa jenis ikan lainnya. Jenis
ikan hias air laut Indonesia yang memiliki nilai jual tinggi di pasar
internasional adalah clown fish (Amphiprion sp) dan banggai cardinal
fish (Pterapogon kauderni). Sedang jenis ikan hias asal Indonesia yang
menjadi favorit di luar negeri adalah arwana, botia, serta cupang. Selain ikan
hias hasil budidaya, ada dua ikan asli habitat Indonesia yang banyak
peminatnya. Yakni arwana dan botia. Ada tiga jenis arwana: arwana jardini dari
Papua, arwana super-red dan hijau dari Kalimantan, serta arwana golden red yang
bisa diperoleh di Kalimantan, Sumatra, Riau, dan Jambi. Adapun sentra produksi
ikan botia adalah Pontianak dan Jambi. Ikan hias jenis ini sudah bisa
ditangkarkan di Balai Penelitian dan Pengembangan Ikan Hias di Depok tapi masih
belum diproduksi secara massal, karena pasokannya konon bisa sampai ratusan
juta ekor saat sedang musim. Dua jenis ikan inilah yang seharusnya bisa
mendongkrak lagi popularitas Indonesia di pasar ikan hias internasional. Ikan
hias lain yang bernilai ekonomi cukup tinggi antara lain Manfish, Niasa,
Redfin, Lemon, Komet, Sumatra Barb, Black Ghost, discus, louhan, guppy, damsel,
chromis, marine angel, butterfly, scooter blenny, wrasse, trigger fish, banggai
cardinal fish, beaked coral fish,sea horse .4
3. Mulai Beralihnya Aktivitas Penangkapan ke Budidaya
Kegiatan perikanan melalui
penangkapan telah menimbulkan ekses-ekses negatif antara lain overfishing
(penangkapan berlebih), penggunaan teknik dan peralatan penangkap ikan yang
merusak lingkungan, perubahan dan degradasi fisik lingkungan, dan pencemaran.
Akibatnya banyak spesies ikan hias yang masuk dalam appendix CITES (konvensi
perdagangan internasional untuk spesies yang hampir punah). Maka dalam beberapa
tahun terakhir tren pengembangan ikan hias di Indonesia beralih ke kegiatan
budidaya, karena lebih mampu melestarikan spesies ikan hias.
4. Besarnya Jumlah Pembudidaya Ikan
Hias
Pembudidaya
menjadi indikator paling penting bagi pengembangan ikan hias. Dari tahun ke
tahun semakin banyak pengusaha yang mau membudidayakan ikan hias. Tercatat ada
48.000 pembudidaya ikan hias air tawar di berbagai daerah di seluruh Indonesia.5
5. Adanya Cibinong Raiser
Sentra pengembangan ekspor ikan hias
di Cibinong, atau yang dikenal dengan Cibinong Raiser merupakan terbesar di
Indonesia, yang diresmikan mantan Presiden Megawati Maret 2004. Raiser berluas
lima hektar, berisi ratusan bak dan akuarium serta menampung 2 juta ekor ikan
hias air tawar. Diharapkan raiser ini akan mampu meningkatkan ekspor ikan hias
asal Indonesia dalam beberapa tahun mendatang. Kementrian Kelautan dan
PerikananKP akan segera melengkapi raiser tersebut dengan fasilitas balai
karantina ikan dan kantor pelayanan bea cukai. Sistem karantina dan bea cukai
diperbaiki sehingga konsepnya one stop service raiser. Raiser ikan hias di
Cibinong Raiser diharapkan menampung ikan hias pembudidaya, pemasok, eksportir
serta sebagai stok nasional. Raiser juga berfungsi sebagai buffer harga ikan
hias Indonesia. Sehingga harga ikan, terutama di tingkat pembudidaya dapat
stabil, kualitas ikan yang akan diekspor juga bisa diperbaiki sesuai dengan
permintaan pasar ekspor. Raiser sangat strategis karena aspek budidaya ikan
hias air tawar terkonsentrasi di Jawa Barat, serta Jabodetabek (Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, Bekasi).6 Menurut Suwandi Surya, Direktur Raiser Ikan Hias di Cibinong
ini, mereka membuat raiser untuk menampung ikan dari petani dan kemudian
menjualnya kepada eksportir. Jadi, nantinya di sini bisa menjadi pusat
perdagangan ikan hias di Indonesia. Selain itu telah dibangun Sub Raiser di
Blitar, Jatim dan di Yogjakarta untuk pengembangan dan peningkatan produksi
ikan hias.
6. Rencana Pembangunan Kawasan Minapolitan Ikan Hias
Kementrian Kelautan dan Perikanan
telah menyiapkan proyek besar terkait ikan hias, yaitu pembentukan kawasan
minapolitan ikan hias. Kabupaten Blitar yang menghasilkan ikan koi 40 juta ekor
per tahun, dengan luas lahan budidaya khusus seluas 200 hektar yang telah
diusulkan menjadi kawasan Minapolitan Ikan Hias Koi berada di Desa Kemloko,
Desa Penataran, dan Kelurahan Legok. Di tiga lokasi itu terdapat sekitar 20
hektare lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan budidaya ikan koi, dimana areal
tersebut diusahakan oleh masyarakat pembudidaya secara tradisional. Selain itu,
tidak jauh dari kawasan tersebut telah dibangun Sub Raiser Ikan Hias.7
7. Adanya Asosiasi-Asosiasi Ikan Hias
Beberapa asosiasi tersebut antara
lain Perhimpunan Ikan Hias Indonesia (PIHI), Asosiasi Ikan Louhan Indonesia,
Arwana Club Indonesia, Bettafish Club Indonesia, Indonesian Discus Club, dll.
Selain itu, peranan Kamar Dagang Indonesia (KADIN) sebagai ujung tombak
perdagangan Indonesia juga sangat penting. Ditambah lagi dengan bantuan
Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) untuk menumbuhkan jiwa wirausaha bagi
pemula. Peranan Asosiasi-asosiasi tersebut sangatlah penting untuk
mengembangkan ikan hias sebagai mitra pemerintah. Dengan melalui asosiasi
tersebut, ada upaya peningkatan mutu, peningkatan ikan hias bernilai tinggi
dan penguatan pasar di dalam negeri dan ekspor. Asosiasi ikan hias
diharapkan dapat menyumbangkan kontribusi pengalaman, kapabilitas dan
profesionalitasnya dalam mengembangkan ikan hias dan terus menggairahkan pasar
ikan hias.8
8. Dukungan Penyediaan Induk Ikan Hias Unggul
Penyediaan induk ikan Hias unggul saat ini untuk
beberapa komoditas seperti Ikan koi, Ikan Arawana, Rasbora, Ikan Clown fish,
Sea Horse telah dikerjakan oleh Unit Pelaksana teknis Perikanan Budidaya di
BBPBAT Sukabumi, BBAT Mandiangin, Kalimantan Selatan, Balai penelitian dan
Pengembangan Budidaya Ikan Hias Depok dan BBPBL Lampung sehingga menghasilkan
kualitas ikan hias yang bermutu baik dan menjaga produksi benih dan produksi
ikan hias yang berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar