Sabtu, 24 Maret 2012

KEKUATAN BUDIDAYA IKAN HIAS INDONESIA



1. Melimpahnya Sumber Daya Alam Ikan Hias
Kekayaan hayati Indonesia sudah banyak dikenal. Dalam bisnis ikan hias dunia, produk Indonesia dikenal memiliki banyak spesies, baik ikan hias air tawar maupun ikan hias air laut. Dari 1.100 spesies ikan hias air tawar yang ada di dunia, 400 spesies di antaranya berasal dari Indonesia. Indonesia juga memiliki 650 spesies ikan air laut. Dan kemungkinan masih banyak lagi spesies ikan hias air laut yang belum ditemukan. Potensi ini membanggakan karena dengan begitu Indonesia dikenal sebagai Produksi ikan hias terbesar di dunia.1 Sebagai bahan perbandingan potensi ikan hias di dunia, Srilanka (165 species), Ethiopia (112 species), Philipina (109 species), Kenya (96 species), Hawaii (60 species), Puerto Rico (49 species), dan Singapore (32 species). Dari data tersebut, jelas bahwa Indonesia menduduki peringkat pertama di dunia dalam produksi ikan hias tropis. Bahkan begitu banyaknya spesies, ada masyarakat yang tak tahu, jika di daerahnya terdapat ikan hias berharga puluhan juta rupiah, seperti ikan Arwana, di Kalimantan. Di kota itu, ikan Arwana yang ditangan kolektor bisa berharga puluhan bahkan hingga ratusan juta rupiah, hanya dijadikan lauk pauk untuk makan sehari-hari. Padahal, harga ikan Arwana platinum, misalnya, ada yang sampai mencapai harga Rp500 juta.2
2. Keunikan dan Keragaman Jenis Ikan Hias
Indonesia sebagai negara yang dikelilingi lautan, punya ragam jenis ikan hias, reptil, serta rumbuh-tumbuhan yang indah dan cukup unik. Keunikan dan keragaman ikan hias Indonesia belum tertandingi oleh negara eksportir lainnya. Di dunia ikan hias, Indonesia mendapat julukan Home for Hundred of Exotic Ornamental Fish Species karena memiliki lebih dari 300 spesies ikan hias. Dari 300 spesies tersebut, 253 spesies merupakan ikan hias laut, dan selebihnya air tawar. Made L Nurjana mengatakan dari total 9.000 jenis ikan hias di dunia, Indonesia memiliki 4.000 jenis yang tersebar di laut maupun perairan tawar.3 Indonesia juga telah lama sukses mengembangkan ikan hias asal negara lain yang telah didomestikasi, seperti ikan koi (Cyprinus carpio) dan mas koki (Carrasius auratus) dan beberapa jenis ikan lainnya. Jenis ikan hias air laut Indonesia yang memiliki nilai jual tinggi di pasar internasional adalah clown fish (Amphiprion sp) dan banggai cardinal fish (Pterapogon kauderni). Sedang jenis ikan hias asal Indonesia yang menjadi favorit di luar negeri adalah arwana, botia, serta cupang. Selain ikan hias hasil budidaya, ada dua ikan asli habitat Indonesia yang banyak peminatnya. Yakni arwana dan botia. Ada tiga jenis arwana: arwana jardini dari Papua, arwana super-red dan hijau dari Kalimantan, serta arwana golden red yang bisa diperoleh di Kalimantan, Sumatra, Riau, dan Jambi. Adapun sentra produksi ikan botia adalah Pontianak dan Jambi. Ikan hias jenis ini sudah bisa ditangkarkan di Balai Penelitian dan Pengembangan Ikan Hias di Depok tapi masih belum diproduksi secara massal, karena pasokannya konon bisa sampai ratusan juta ekor saat sedang musim. Dua jenis ikan inilah yang seharusnya bisa mendongkrak lagi popularitas Indonesia di pasar ikan hias internasional. Ikan hias lain yang bernilai ekonomi cukup tinggi antara lain Manfish, Niasa, Redfin, Lemon, Komet, Sumatra Barb, Black Ghost, discus, louhan, guppy, damsel, chromis, marine angel, butterfly, scooter blenny, wrasse, trigger fish, banggai cardinal fish, beaked coral fish,sea horse .4
3. Mulai Beralihnya Aktivitas Penangkapan ke Budidaya
Kegiatan perikanan melalui penangkapan telah menimbulkan ekses-ekses negatif antara lain overfishing (penangkapan berlebih), penggunaan teknik dan peralatan penangkap ikan yang merusak lingkungan, perubahan dan degradasi fisik lingkungan, dan pencemaran. Akibatnya banyak spesies ikan hias yang masuk dalam appendix CITES (konvensi perdagangan internasional untuk spesies yang hampir punah). Maka dalam beberapa tahun terakhir tren pengembangan ikan hias di Indonesia beralih ke kegiatan budidaya, karena lebih mampu melestarikan spesies ikan hias.
4. Besarnya Jumlah Pembudidaya Ikan Hias
Pembudidaya menjadi indikator paling penting bagi pengembangan ikan hias. Dari tahun ke tahun semakin banyak pengusaha yang mau membudidayakan ikan hias. Tercatat ada 48.000 pembudidaya ikan hias air tawar di berbagai daerah di seluruh Indonesia.5
5. Adanya Cibinong Raiser
Sentra pengembangan ekspor ikan hias di Cibinong, atau yang dikenal dengan Cibinong Raiser merupakan terbesar di Indonesia, yang diresmikan mantan Presiden Megawati Maret 2004. Raiser berluas lima hektar, berisi ratusan bak dan akuarium serta menampung 2 juta ekor ikan hias air tawar. Diharapkan raiser ini akan mampu meningkatkan ekspor ikan hias asal Indonesia dalam beberapa tahun mendatang. Kementrian Kelautan dan PerikananKP akan segera melengkapi raiser tersebut dengan fasilitas balai karantina ikan dan kantor pelayanan bea cukai. Sistem karantina dan bea cukai diperbaiki sehingga konsepnya one stop service raiser. Raiser ikan hias di Cibinong Raiser diharapkan menampung ikan hias pembudidaya, pemasok, eksportir serta sebagai stok nasional. Raiser juga berfungsi sebagai buffer harga ikan hias Indonesia. Sehingga harga ikan, terutama di tingkat pembudidaya dapat stabil, kualitas ikan yang akan diekspor juga bisa diperbaiki sesuai dengan permintaan pasar ekspor. Raiser sangat strategis karena aspek budidaya ikan hias air tawar terkonsentrasi di Jawa Barat, serta Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi).6 Menurut Suwandi Surya, Direktur Raiser Ikan Hias di Cibinong ini, mereka membuat raiser untuk menampung ikan dari petani dan kemudian menjualnya kepada eksportir. Jadi, nantinya di sini bisa menjadi pusat perdagangan ikan hias di Indonesia. Selain itu telah dibangun Sub Raiser di Blitar, Jatim dan di Yogjakarta untuk pengembangan dan peningkatan produksi ikan hias.
6. Rencana Pembangunan Kawasan Minapolitan Ikan Hias
Kementrian Kelautan dan Perikanan telah menyiapkan proyek besar terkait ikan hias, yaitu pembentukan kawasan minapolitan ikan hias. Kabupaten Blitar yang menghasilkan ikan koi 40 juta ekor per tahun, dengan luas lahan budidaya khusus seluas 200 hektar yang telah diusulkan menjadi kawasan Minapolitan Ikan Hias Koi berada di Desa Kemloko, Desa Penataran, dan Kelurahan Legok. Di tiga lokasi itu terdapat sekitar 20 hektare lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan budidaya ikan koi, dimana areal tersebut diusahakan oleh masyarakat pembudidaya secara tradisional. Selain itu, tidak jauh dari kawasan tersebut telah dibangun Sub Raiser Ikan Hias.7
7. Adanya Asosiasi-Asosiasi Ikan Hias
Beberapa asosiasi tersebut antara lain Perhimpunan Ikan Hias Indonesia (PIHI), Asosiasi Ikan Louhan Indonesia, Arwana Club Indonesia, Bettafish Club Indonesia, Indonesian Discus Club, dll. Selain itu, peranan Kamar Dagang Indonesia (KADIN) sebagai ujung tombak perdagangan Indonesia juga sangat penting. Ditambah lagi dengan bantuan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) untuk menumbuhkan jiwa wirausaha bagi pemula. Peranan Asosiasi-asosiasi tersebut sangatlah penting untuk mengembangkan ikan hias sebagai mitra pemerintah. Dengan melalui asosiasi tersebut, ada upaya peningkatan mutu, peningkatan ikan hias bernilai tinggi dan  penguatan pasar di dalam negeri dan ekspor. Asosiasi ikan hias diharapkan dapat menyumbangkan kontribusi pengalaman, kapabilitas dan profesionalitasnya dalam mengembangkan ikan hias dan terus menggairahkan pasar ikan hias.8
8. Dukungan Penyediaan Induk Ikan Hias Unggul
            Penyediaan induk ikan Hias unggul saat ini untuk beberapa komoditas seperti Ikan koi, Ikan Arawana, Rasbora, Ikan Clown fish, Sea Horse telah dikerjakan oleh Unit Pelaksana teknis Perikanan Budidaya di BBPBAT Sukabumi, BBAT Mandiangin, Kalimantan Selatan, Balai penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias Depok dan BBPBL Lampung sehingga menghasilkan kualitas ikan hias yang bermutu baik dan menjaga produksi benih dan produksi ikan hias yang berkelanjutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar