Sabtu, 24 Maret 2012

Potensi Sumberdaya Kelautan


Potensi dan peluang pengembangan kelautan meliputi (1) perikanan tangkap, (2) perikanan budidaya, (3) industri pengolahan hasil perikanan, (4) industri bioteknologi kelautan dan perikanan, (5) pengembangan pulau-pulau kecil, (6) pemanfaatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam, (7) deep sea water, (8) industri garam rakyat, (9) pengelolaan pasir laut, (10) industri penunjang, (11) pengembangan kawasan industri perikanan terpadu, dan (12) keanekaragaman hayati laut.
1. Perikanan
Laut Indonesia memiliki luas lebih kurang 5,8 juta km2 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, dengan potensi sumberdaya ikan diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan ZEEI (Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia), yang terbagi dalam sembilan wilayah perairan utama Indonesia.
Di samping itu terdapat potensi pengembangan untuk (a) budidaya laut terdiri dari budidaya ikan (antara lain kakap, kerapu, dan gobia), budidaya moluska (kerang-kerangan, mutiara, dan teripang), dan budidaya rumput laut, dan (e) bioteknologi kelautan untuk pengembangan industri bioteknologi kelautan seperti industri bahan baku untuk makanan, industri bahan pakan alami, benih ikan dan udang, industri bahan pangan.

2. Pertambangan dan energi
Potensi sumberdaya mineral kelautan tersebar di seluruh perairan Indonesia. Sumberdaya mineral tersebut diantaranya adalah minyak dan gas bumi, timah, emas dan perak, pasir kuarsa, monazite dan zircon, pasir besi, agregat bahan konstruksi, posporit, nodul dan kerak mangan, kromit, gas biogenic kelautan, dan mineral hydrothermal.

3. Perhubungan Laut
Transportasi laut berperan penting dalam dunia perdagangan internasional maupun domestik. Transportasi laut juga membuka akses dan menghubungkan wilayah pulau, baik daerah sudah yang maju maupun yang masih terisolasi. Sebagai negara kepulauan (archipelagic state), Indonesia memang amat membutuhkan transportasi laut, namun, Indonesia ternyata belum memiliki armada kapal yang memadai dari segi jumlah maupun kapasitasnya. Data tahun 2001 menunjukkan, kapasitas share armada nasional terhadap angkutan luar negeri yang mencapai 345 juta ton hanya mencapai 5,6 persen. Adapun share armada nasional terhadap angkutan dalam negeri yang mencapai 170 juta ton hanya mencapai 56,4 persen. Kondisi semacam ini tentu sangat mengkhawatirkan terutama dalam menghadapi era perdagangan bebas. Selain diperlukan suatu kebijakan yang kondusif untuk industri pelayaran, maka Peningkatan kualitas SDM yang menangani transportasi sangatlah diperlukan.
Karena negara Indonesia adalah negara kepulauan maka keperluan sarana transportasi laut dan transportasi udara diperlukan. Mengingat jumlah pulau kita yang 17 ribu buah lebih maka sangatlah diperlukan industri maritim dan dirgantara yang bisa membantu memproduksi sarana yang membantu kelancaran transportassi antar pulau tersebut. Potensi pengembangan industri maritim Indonesia sangat besar, mengingat secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau. Untuk menjangkau dan meningkatkan assesbilitas pulau dapat dihubungkan melalui peran dari sarana transportasi udara (pesawat kecil) dan sarana transportasi laut (kapal, perahu, dan sebagainya).

4. Pariwisata Bahari
Indonesia memiliki potensi pariwisata bahari yang memiliki daya tarik bagi wisatawan. Selain itu juga potensi tersebut didukung oleh kekayaan alam yang indah dan keanekaragaman flora dan fauna. Misalnya, kawasan terumbu karang di seluruh Indonesia yang luasnya mencapai 7.500 km2 dan umumnya terdapat di wilayah taman laut. Selain itu juga didukung oleh 263 jenis ikan hias di sekitar terumbu karang, biota langka dan dilindungi (ikan banggai cardinal fish, penyu, dugong, dll), serta migratory species.
Potensi kekayaan maritim yang dapat dikembangkan menjadi komoditi pariwisata di laut Indonesia antara lain: wisata bisnis (business tourism), wisata pantai (seaside tourism), wisata budaya (culture tourism), wisata pesiar (cruise tourism), wisata alam (eco tourism) dan wisata olah raga (sport tourism).

Surga terumbu karang dunia


A. Coral Reef Paradise
Papua, bagi sebagian orang lebih banyak dikenal dengan kebudayaannya yang masih sangat sederhana, pakaiannya yang unik (koteka misalnya), serta sumber daya alamnya yang melimpah. Namun bagi para penyelam dan pecinta dunia bawah laut, Papua adalah surga penyelaman yang menyajikan kekayaan biota laut yang mengagumkan. Salah satu yang terkenal adalah perairan Raja Ampat. Kawasan ini dijuluki sebagai Coral Reef Paradise (surga terumbu karang) oleh para penyelam dunia. Lokasinya berada di atas “kepala burung” Pulau Papua, tepatnya di Provinsi Papua Barat.
Raja Ampat adalah kabupaten baru hasil pemekaran Kabupaten Sorong dengan luas wilayah + 4,6 juta hektar. Sekitar 85% dari luas wilayah tersebut merupakan lautan, sementara sisanya adalah gugusan pulau dan karang atol sejumlah + 610 pulau. Dari ratusan pulau-pulau tersebut, hanya 35 pulau saja yang dihuni oleh penduduk asli. Nama Raja Ampat sendiri berasal dari cerita rakyat setempat tentang asal muasal penguasa di empat pulau terbesar di kawasan ini, yaitu Pulau Misool, Salawati, Batanta, dan Waigeo. Dalam cerita ada seorang perempuan yang menemukan 7 buah telur, di mana empat di antaranya menetas dan menjelma menjadi pangeran-pangeran. Para pangeran ini lalu berpisah dan menjadi raja di keempat pulau, sehingga kelak kawasan ini kemudian dijuluki Raja Ampat.
Kepulauan Raja Ampat tak hanya dianggap sebagai taman laut terbesar di Indonesia, namun juga diyakini memiliki kekayaan biota laut terbesar di dunia. Terkuaknya panorama alam bawah laut Raja Ampat bermula ketika seorang penyelam ulung berkebangsan Belanda bernama Max Ammer mengunjungi kawasan ini. Kunjungan pertama Max Ammer pada tahun 1990 ke Raja Ampat bermula dari keinginannya untuk menelusuri kapal dan pesawat yang karam pada masa Perang Dunia II. Penelusurannya ini sangat berkesan, sehingga pada tahun 1998 ia mengajak Gerry Allen, seorang ahli perikanan (Ichthyologist) dari Australia, untuk mengadakan survei di tempat ini. Betapa terkejutnya Gerry Allen melihat sumber daya bawah laut yang begitu beragam dalam jumlah yang sangat besar.
Gerry Allen kemudian mengontak Conservation International (CI) untuk mengadakan survei kekayaan bawah laut di perairan Raja Ampat pada tahun 2001 dan 2002. Hasil survei ini membuktikan bahwa perairan Raja Ampat merupakan kawasan terumbu karang dengan kekayaan biota laut terbesar di dunia. Kawasan ini  memiliki setidaknya 1.300 spesies ikan, 600 jenis terumbu karang, serta 700 jenis kerang, belum lagi berbagai jenis kura-kura, ganggang, dan ubur-ubur.
B. Keistimewaan
Dalam catatan fotografi bawah laut di kawasan Raja Ampat, Imam Brotoseno menyebutkan bahwa kandungan kekayaan biota laut Raja Ampat paling besar di seluruh area segitiga koral dunia, yaitu Philipina-Indonesia-Papua Nugini. Segitiga koral ini merupakan jantung kekayaan terumbu karang dunia yang dilindungi dan ditetapkan berdasarkan konservasi perlindungan alam internasional. Dari sekitar 600-an jenis terumbu karang di dunia, 75% di antaranya berada di perairan Raja Ampat.
Dengan begitu luasnya perairan Raja Ampat serta kekayaan biota lautnya yang beragam, maka wisatawan yang ingin menikmati panorama bawah laut dapat memilih beberapa titik penyelaman. Di sekitar Pulau Kri, misalnya, wisatawan dapat menyaksikan keindahan terumbu karang serta berbagai jenis ikan yang sangat menakjubkan, termasuk jenis ikan queensland grouper yang terkenal, ikan kuwe, kakap, kerapu, hiu karang, tuna, napoeleon wrasse, barracuda, serta giant trevally. Kekayaan berbagai jenis ikan di kawasan Pulau Kri ini pernah dibuktikan oleh Gerry Allen, di mana dalam sekali menyelam ia mencatat setidaknya terdapat 283 jenis ikan. Jumlah yang sangat mencengangkan untuk satu kali penyelaman.

Titik penyelaman lainnya adalah di Sardine Reef dengan kedalaman sekitar 10 meter. Tempat ini menyajikan berbagai jenis ikan termasuk ikan parrotfish yang memiliki warna yang cemerlang. Apabila ingin mencoba sensasi berada dalam terowongan batu karang, wisatawan dapat menyelam di sekitar Kepulauan Kaboei Bay Rock. Di kepulauan ini terdapat sebuah teluk yang di bawahnya merupakan sebuah terowongan batu karang. Di Kaboei Bay Rock juga terdapat gua-gua karang yang dihuni oleh kelelawar, serta di beberapa tempat ditemukan sisa-sisa tulang manusia.
Masih banyak lagi titik-titik penyelaman yang dapat ditelusuri oleh para penyelam, seperti di The Passage, Pulau Fam, serta Pulau Misool. Selain menikmati kekayaan biota laut, wisatawan dapat pula menikmati situs-situs sejarah bawah laut, di antaranya kapal perang serta pesawat tempur yang karam di perairan Raja Ampat. Tak hanya itu, wisatawan juga bisa menikmati keindahan pulau-pulau di wilayah Raja Ampat. Daratan pulau-pulau di kawasan ini relatif masih perawan, laguna dan teluknya cukup terlindungi, memiliki hamparan pantai yang mempesona, serta laut yang jernih.

C. Lokasi
Wisata bahari Raja Ampat terletak di Kabupaten Raja Ampat, Propinsi Papua Barat, Indonesia.
D. Akses
Wisatawan yang berminat mengunjungi Raja Ampat dapat bertolak dari Jakarta atau kota-kota besar lainnya menuju Bandara Domine Eduard Osok, Sorong, Papua Barat. Penerbangan dari Jakarta menuju Sorong biasanya transit terlebih dahulu di Makassar atau Manado. Dari Bandara Domine Eduard Osok, wisatawan bisa segera melanjutkan perjalanan menuju Raja Ampat menggunakan kapal cepat berkapasitas 10 orang dengan biaya sekitar 3,2 juta rupiah sekali jalan. Perjalanan dengan kapal cepat memerlukan waktu sekitar 3—4 jam.
E. Harga Tiket
Tidak ada tiket khusus untuk memasuki kawasan perairan Raja Ampat. Hanya saja, ongkos untuk menyewa kapal motor, peralatan menyelam, serta instruktur berkisar antara ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah dalam sekali penyelaman. Proses menyelam biasanya dilakukan berkali-kali untuk menikmati titik-titik penyelaman yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, para penyelam disarankan berkelompok untuk menekan jumlah pengeluaran yang relatif mahal.
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Di kawasan wisata bawah laut Raja Ampat wisatawan dapat memperoleh fasilitas yang memadai di beberapa resort yang ada, seperti di Pulau Kri, Waigeo, Mansuar, serta Misool. Beberapa resort menetapkan harga yang relatif mahal karena menyuguhkan fasilitas yang lengkap. Namun wisatawan dengan budget lebih rendah dapat memanfaatkan resort milik pemerintah yang jauh lebih murah.

Alternatif lain adalah dengan cara memilih menginap berhari-hari di atas kapal (Liveaboard) dengan menyewa kapal Pinisi yang telah dimodifikasi khusus untuk kegiatan penyelaman beberapa hari. Kapal ini memiliki kapasitas maksimal 14 orang, dengan biaya sekitar Rp 90 juta sampai Rp 110 juta untuk pelayaran selama seminggu.

KEKUATAN BUDIDAYA IKAN HIAS INDONESIA



1. Melimpahnya Sumber Daya Alam Ikan Hias
Kekayaan hayati Indonesia sudah banyak dikenal. Dalam bisnis ikan hias dunia, produk Indonesia dikenal memiliki banyak spesies, baik ikan hias air tawar maupun ikan hias air laut. Dari 1.100 spesies ikan hias air tawar yang ada di dunia, 400 spesies di antaranya berasal dari Indonesia. Indonesia juga memiliki 650 spesies ikan air laut. Dan kemungkinan masih banyak lagi spesies ikan hias air laut yang belum ditemukan. Potensi ini membanggakan karena dengan begitu Indonesia dikenal sebagai Produksi ikan hias terbesar di dunia.1 Sebagai bahan perbandingan potensi ikan hias di dunia, Srilanka (165 species), Ethiopia (112 species), Philipina (109 species), Kenya (96 species), Hawaii (60 species), Puerto Rico (49 species), dan Singapore (32 species). Dari data tersebut, jelas bahwa Indonesia menduduki peringkat pertama di dunia dalam produksi ikan hias tropis. Bahkan begitu banyaknya spesies, ada masyarakat yang tak tahu, jika di daerahnya terdapat ikan hias berharga puluhan juta rupiah, seperti ikan Arwana, di Kalimantan. Di kota itu, ikan Arwana yang ditangan kolektor bisa berharga puluhan bahkan hingga ratusan juta rupiah, hanya dijadikan lauk pauk untuk makan sehari-hari. Padahal, harga ikan Arwana platinum, misalnya, ada yang sampai mencapai harga Rp500 juta.2
2. Keunikan dan Keragaman Jenis Ikan Hias
Indonesia sebagai negara yang dikelilingi lautan, punya ragam jenis ikan hias, reptil, serta rumbuh-tumbuhan yang indah dan cukup unik. Keunikan dan keragaman ikan hias Indonesia belum tertandingi oleh negara eksportir lainnya. Di dunia ikan hias, Indonesia mendapat julukan Home for Hundred of Exotic Ornamental Fish Species karena memiliki lebih dari 300 spesies ikan hias. Dari 300 spesies tersebut, 253 spesies merupakan ikan hias laut, dan selebihnya air tawar. Made L Nurjana mengatakan dari total 9.000 jenis ikan hias di dunia, Indonesia memiliki 4.000 jenis yang tersebar di laut maupun perairan tawar.3 Indonesia juga telah lama sukses mengembangkan ikan hias asal negara lain yang telah didomestikasi, seperti ikan koi (Cyprinus carpio) dan mas koki (Carrasius auratus) dan beberapa jenis ikan lainnya. Jenis ikan hias air laut Indonesia yang memiliki nilai jual tinggi di pasar internasional adalah clown fish (Amphiprion sp) dan banggai cardinal fish (Pterapogon kauderni). Sedang jenis ikan hias asal Indonesia yang menjadi favorit di luar negeri adalah arwana, botia, serta cupang. Selain ikan hias hasil budidaya, ada dua ikan asli habitat Indonesia yang banyak peminatnya. Yakni arwana dan botia. Ada tiga jenis arwana: arwana jardini dari Papua, arwana super-red dan hijau dari Kalimantan, serta arwana golden red yang bisa diperoleh di Kalimantan, Sumatra, Riau, dan Jambi. Adapun sentra produksi ikan botia adalah Pontianak dan Jambi. Ikan hias jenis ini sudah bisa ditangkarkan di Balai Penelitian dan Pengembangan Ikan Hias di Depok tapi masih belum diproduksi secara massal, karena pasokannya konon bisa sampai ratusan juta ekor saat sedang musim. Dua jenis ikan inilah yang seharusnya bisa mendongkrak lagi popularitas Indonesia di pasar ikan hias internasional. Ikan hias lain yang bernilai ekonomi cukup tinggi antara lain Manfish, Niasa, Redfin, Lemon, Komet, Sumatra Barb, Black Ghost, discus, louhan, guppy, damsel, chromis, marine angel, butterfly, scooter blenny, wrasse, trigger fish, banggai cardinal fish, beaked coral fish,sea horse .4
3. Mulai Beralihnya Aktivitas Penangkapan ke Budidaya
Kegiatan perikanan melalui penangkapan telah menimbulkan ekses-ekses negatif antara lain overfishing (penangkapan berlebih), penggunaan teknik dan peralatan penangkap ikan yang merusak lingkungan, perubahan dan degradasi fisik lingkungan, dan pencemaran. Akibatnya banyak spesies ikan hias yang masuk dalam appendix CITES (konvensi perdagangan internasional untuk spesies yang hampir punah). Maka dalam beberapa tahun terakhir tren pengembangan ikan hias di Indonesia beralih ke kegiatan budidaya, karena lebih mampu melestarikan spesies ikan hias.
4. Besarnya Jumlah Pembudidaya Ikan Hias
Pembudidaya menjadi indikator paling penting bagi pengembangan ikan hias. Dari tahun ke tahun semakin banyak pengusaha yang mau membudidayakan ikan hias. Tercatat ada 48.000 pembudidaya ikan hias air tawar di berbagai daerah di seluruh Indonesia.5
5. Adanya Cibinong Raiser
Sentra pengembangan ekspor ikan hias di Cibinong, atau yang dikenal dengan Cibinong Raiser merupakan terbesar di Indonesia, yang diresmikan mantan Presiden Megawati Maret 2004. Raiser berluas lima hektar, berisi ratusan bak dan akuarium serta menampung 2 juta ekor ikan hias air tawar. Diharapkan raiser ini akan mampu meningkatkan ekspor ikan hias asal Indonesia dalam beberapa tahun mendatang. Kementrian Kelautan dan PerikananKP akan segera melengkapi raiser tersebut dengan fasilitas balai karantina ikan dan kantor pelayanan bea cukai. Sistem karantina dan bea cukai diperbaiki sehingga konsepnya one stop service raiser. Raiser ikan hias di Cibinong Raiser diharapkan menampung ikan hias pembudidaya, pemasok, eksportir serta sebagai stok nasional. Raiser juga berfungsi sebagai buffer harga ikan hias Indonesia. Sehingga harga ikan, terutama di tingkat pembudidaya dapat stabil, kualitas ikan yang akan diekspor juga bisa diperbaiki sesuai dengan permintaan pasar ekspor. Raiser sangat strategis karena aspek budidaya ikan hias air tawar terkonsentrasi di Jawa Barat, serta Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi).6 Menurut Suwandi Surya, Direktur Raiser Ikan Hias di Cibinong ini, mereka membuat raiser untuk menampung ikan dari petani dan kemudian menjualnya kepada eksportir. Jadi, nantinya di sini bisa menjadi pusat perdagangan ikan hias di Indonesia. Selain itu telah dibangun Sub Raiser di Blitar, Jatim dan di Yogjakarta untuk pengembangan dan peningkatan produksi ikan hias.
6. Rencana Pembangunan Kawasan Minapolitan Ikan Hias
Kementrian Kelautan dan Perikanan telah menyiapkan proyek besar terkait ikan hias, yaitu pembentukan kawasan minapolitan ikan hias. Kabupaten Blitar yang menghasilkan ikan koi 40 juta ekor per tahun, dengan luas lahan budidaya khusus seluas 200 hektar yang telah diusulkan menjadi kawasan Minapolitan Ikan Hias Koi berada di Desa Kemloko, Desa Penataran, dan Kelurahan Legok. Di tiga lokasi itu terdapat sekitar 20 hektare lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan budidaya ikan koi, dimana areal tersebut diusahakan oleh masyarakat pembudidaya secara tradisional. Selain itu, tidak jauh dari kawasan tersebut telah dibangun Sub Raiser Ikan Hias.7
7. Adanya Asosiasi-Asosiasi Ikan Hias
Beberapa asosiasi tersebut antara lain Perhimpunan Ikan Hias Indonesia (PIHI), Asosiasi Ikan Louhan Indonesia, Arwana Club Indonesia, Bettafish Club Indonesia, Indonesian Discus Club, dll. Selain itu, peranan Kamar Dagang Indonesia (KADIN) sebagai ujung tombak perdagangan Indonesia juga sangat penting. Ditambah lagi dengan bantuan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) untuk menumbuhkan jiwa wirausaha bagi pemula. Peranan Asosiasi-asosiasi tersebut sangatlah penting untuk mengembangkan ikan hias sebagai mitra pemerintah. Dengan melalui asosiasi tersebut, ada upaya peningkatan mutu, peningkatan ikan hias bernilai tinggi dan  penguatan pasar di dalam negeri dan ekspor. Asosiasi ikan hias diharapkan dapat menyumbangkan kontribusi pengalaman, kapabilitas dan profesionalitasnya dalam mengembangkan ikan hias dan terus menggairahkan pasar ikan hias.8
8. Dukungan Penyediaan Induk Ikan Hias Unggul
            Penyediaan induk ikan Hias unggul saat ini untuk beberapa komoditas seperti Ikan koi, Ikan Arawana, Rasbora, Ikan Clown fish, Sea Horse telah dikerjakan oleh Unit Pelaksana teknis Perikanan Budidaya di BBPBAT Sukabumi, BBAT Mandiangin, Kalimantan Selatan, Balai penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias Depok dan BBPBL Lampung sehingga menghasilkan kualitas ikan hias yang bermutu baik dan menjaga produksi benih dan produksi ikan hias yang berkelanjutan.

Khasiat dan Manfaat Rumput Laut


Indonesia dikenal negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Sebagai negara dengan luas wilayah laut lebih dari 70 %, salah satu kekayaan alam yang bisa kita manfaatkan adalah sumber hayati. Selain ikan, alternatif hasil laut yang bisa diolah adalah rumput laut (seaweed).
Manfaat rumput laut berdasarkan penelitian tercatat 22 jenis telah dimanfaatkan sebagai makanan. Diwilayah perairan Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Pulau Seram, Bali, Lombok, Kepulauan Riau dan Pulau Seribu diketahui 18 jenis dimanfaatkan sebagai makanan dan 56 jenis sebagai makanan dan obat tradisional oleh masyarakat pesisir.

TENTANG RUMPUT LAUT
Sebagai bahan pangan, rumput laut telah dimanfaatkan bangsa Jepang dan Cina semenjak ribuan tahun yang lalu. Sebenarnya apa rumput laut itu?. Rumput laut merupakan tumbuhan laut jenis alga, masyarakat Eropa mengenalnya dengan sebutan seaweed. Tanaman ini adalah gangang multiseluler golongan divisi thallophyta. Berbeda dengan tanaman sempurna pada umumnya, rumput laut tidak memiliki akar, batang dan daun. Jika kita amati jenis rumput laut sangat beragam, mulai dari yang berbentuk bulat, pipih, tabung atau seperti ranting dahan bercabang-cabang. Rumput laut biasanya hidup di dasar samudera yang dapat tertembus cahaya matahari. Seperti layaknya tanaman darat pada umumnya, rumput laut juga memiliki klorofil atau pigmen warna yang lain. Warna inilah yang menggolongkan jenis rumput laut. Secara umum, rumput laut yang dapat dimakan adalah jenis ganggang biru (cyanophyceae), ganggang hijau (chlorophyceae), ganggang merah (rodophyceae) atau ganggang coklat (phaeophyceae).
Hal tersebut tidaklah mengherankan, karena ternyata rumput laut mempunyai kandungan nutrisi cukup lengkap. Secara kimia rumput laut terdiri dari air (27,8%), protein (5,4%), karbohidrat (33,3%), lemak (8,6%) serat kasar (3%) dan abu (22,25%). Selain karbohidrat, protein, lemak dan serat, rumput laut juga mengandung enzim, asam nukleat, asal amino, vitamin (A,B,C,D, E dan K) dan makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium. Kandungan asam amino, vitamin dan mineral rumput laut mencapai 10 -20 kali lipat dibandingkan dengan tanaman darat.

 
GIZI TERKANDUNG DAN MANFAATNYA
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa rumput laut adalah bahan pangan berkhasiat, berikut beberapa diantaranya:
1. Antikanker Penelitian Harvard School of Public Health di Amerika mengungkap, wanita premenopause di Jepang berpeluang tiga kali lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan wanita Amerika. Hal ini disebabkan pola makan wanita Jepang yang selalu menambahkan rumput laut di dalam menu mereka.
2. Antioksidan Klorofil pada gangang laut hijau dapat berfungsi sebagai antioksidan. Zat ini membantu membersihkan tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya bagi tubuh.
3. Mencegah Kardiovaskular Para Ilmuwan Jepang mengungkap, ekstrak rumput laut dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Bagi pengidap stroke, mengkonsumsi rumput laut juga sangat dianjurkan karena dapat menyerap kelebih`n garam pada tubuh.
4. Makanan Diet Kandungan serat (dietary fiber) pada rumput laut sangat tinggi. Serat ini bersifat mengenyangkan dan memperlancar proses metabolisme tubuh sehingga sangat baik dikonsumsi penderita obesitas. Karbohidratnya juga sukar dicerna sehingga Anda akan merasa kenyang lebih lama tanpa takut kegemukan.
5. Secara tradisional, rumput laut dipercaya dapat mengobati batuk, asma, bronkhitis, TBC, cacingan, sakit perut, demam, influenza, dan artritis.